Selasa, Mei 05, 2009

We always destroy the thing we love the most

I read the quote from Paulo Coelho's book.
Maybe it's not that extreme, but I myself have tendency to do so.

Aku beruntung dan bersyukur banget karena dikelilingin ama banyak orang yang aku sayangi n menyayangi aku. Aku punya keluarga, temen, pasangan yang sangat mengerti n menyayangi aku apa adanya. Tapi abis baca buku Paulo Coelho itu, aku jadi nyadar kalo aku kadang, ato malah sering, memperlakukan orang2 yang paling aku sayangi ini sebagai people in the bottom list of my priority. Karena mereka selalu ada di samping aku, selalu memaklumi semua kesalahan, kemarahan dan keegoisan aku, aku jadi took them for granted,, I always think that I have them forever, so I can do whatever I want and I still won't lose them :) Well thanks to God, I really does! I'm so lucky to have people like that in my life, who can and willing to love me uncoditionally. Lately I realize that i have to change the way I am, because we need to be a better person, not just for our own sake, but also for the sake of people we love.

Belakangan ini, orang2 disekelilingku emang lagi ada di kondisi emosi yang kurang bagus. Kebanyakan dari mereka adalah orang2 yang paling deket ama aku, dan masalah2 yang mereka hadapi juga beragam sih. Kebetulan di saat yang sama, aku juga lagi ga berada si kondisi mental yang bagus, jadi aku dengan egois memilih untuk menjauh dari mereka dengan alesan bahwa aku harus memenuhi kebutuhan emosiku sendiri sebelum memenuhi kebutuhan emosi orang laen. Mungkin itu bukan alesan yang bisa dibilang salah, tapi sebenernya adalah aku menghindari mereka karena aku ga pengen mereka merusak kesenanganku. Aku menganggap mereka sebagai pengganggu yang merepotkan, karena saat berhubungan dengan mereka aku tidak merasakan keceriaan ato excitement, aku menganggap mereka selalu membawa kabar buruk, dan menghabiskan energiku.

Sampe suatu saat,aku merasa orang2 yang udah lama ada ada dalem idupku, orang1 that I took for granted, mulai menjauh dari aku. Aku awalnya marah, kenapa juga sih aku ga boleh menikmati kesenengan aku?! Itu yang ada di pikiran aku. Bukannya berusaha menyelesaikan masalah dan menarik mereka kembali ke dekatku, aku malah cuek, aku pikir ' ah ya udahlah, I can never lose them anyway " . Or so I thought.

Sampe pada puncaknya, suatu hari mereka, orang2 yang aku sayangi, menolak ketemu sama aku hanya karena ' males ' . Pada saat itu aku sadar, bahwa kali ini aku udah keterlaluan. Aku udah menyalah-gunakan keberadaan mereku cuma sebagai back-up, yang selalu aku harapin ada kapanpun aku butuhin, tanpa aku peduliin pas aku ga butuh ama mereka. Aku baru sadar aku cuma mendeketi mereka kalo aku lagi butuh,aku lagi sedih, aku lagi butuh temen.

I realize that now it's my turn to chase and reach for them, because I have wronged them, and I need to do what they have been doing for me all this time in return, and I realized how hard that is. Aku baru sadar bahwa menyayangi seseorang adalah tindakan yang sangat mudah sekaligus sangat sulit. Menyayangi seseorang emang gampang, tapi tetep menyayangi seseorang saat dia tidak memenuhi pengharapan kita, atopun tetep menyayangi seseorang saat kita sebel benget ampe pengen 'membunuh' mereka :p Aku bersyukur banget, karena whatever damage I have done to people I love, I still have time to mend it. Aku tau kalo yang aku lakukan sampe sekarang belum maksimal, kadang aku masih ada ketidak-puasan, kemarahan, ato bahkan kadang aku ngrasa stuck buat memperbaiki kesalahan2 aku, tapi aku udah mencoba, and God knows that I'm trying my best to do so. Kadang mereka masih bersikap menjaga jarak dari aku, yang aku tau mereka lakukan karena aku sendiri yang telah menjauh dari mereka. Tapi diluar itu semua, aku merasa beruntung, bahwa aku memiliki orang2 yang aku sayangi, dan masih memiliki kesempatan untuk menyayangi mereka, sebesar mereka menyayangiku.





Tidak ada komentar: